HUKUM ATLET MELAKUKAN SUJUD SYUKUR

Sering kali kita menyaksikan pemain sepak bola setelah mencetak gol langsung mencium lapangan dengan posisi seperti bersujud. Atau pemain cabang olah raga lain usai mengalahkan lawannya lalu mencium lantai dengan posisi seperti orang sujud pula. pernah juga kita melihat orang di ruang sidang mencium lantai dengan posisi seperti bersujud. Atau ketika melihat jagoannya di pilkada menang lalu jagoan tersebut dan pendukungnya ramai-ramai berpose seperti orang sujud, Sebagian orang menyebut mereka melakukan sujud syukur.
Sudah benarkah caranya?
Sebelum kita sampai kepada pembahasan itu, kita kenali dulu, apa itu sujud syukur?
Apa saja syarat dan rukunnya?
Dan bagaimana tata caranya?

Dijelaskan dalam kitab Al-iqna’, sujud sukur adalah

وَسجْدَة الشُّكْر لَا تدخل صَلَاة وَتسن لهجوم نعْمَة أَو اندفاع نقمة أَو رُؤْيَة مبتلي أَو فَاسق معلن ويظهرها لِلْفَاسِقِ إِن لم يخف ضَرَره وَلَا للمبتلي لِئَلَّا يتَأَذَّى
[الخطيب الشربيني، الإقناع في حل ألفاظ أبي شجاع، ١٢٠/١]

Sujud syukur dikerjakan di luar sembahyang. Sujud ini dikerjakan karena datangnya nikmat mendadak, terhindar dari bahaya, melihat orang kena musibah (atau orang cacat), atau orang fasiq secara terang-terangan. Seseorang disunahkan menyatakan sujud syukur di hadapan si fasiq jika tidak menimbulkan mudarat. Tetapi jangan sujud syukur di depan orang yang cacat karena dapat melukai perasaan yang bersangkutan

Syarat-syarat sujud syukur sama persis seperti syarat sujud dalam solat, dijelaskan dalam kitab HASYIYAH AL BUJAIRIMI ALAL KHOTHIB

وَشَرْطُهَا كَصَلَاةٍ) فَيُعْتَبَرُ لِصِحَّتِهَا مَا يُعْتَبَرُ فِي سُجُودِ الصَّلَاةِ كَالطَّهَارَةِ وَالسَّتْرِ وَالِاسْتِقْبَالِ وَتَرْكٍ نَحْوَ كَلَامٍ، وَوَضْعِ الْجَبْهَةِ مَكْشُوفَةً بِتَحَامُلٍ عَلَى غَيْرِ مَا يَتَحَرَّكُ بِحَرَكَتِهِ وَوَضْعِ جُزْءٍ مِنْ بَاطِنِ الْكَفَّيْنِ وَالْقَدَمَيْنِ وَمِنْ الرُّكْبَتَيْنِ وَغَيْرِ ذَلِكَ
[البجيرمي، حاشية البجيرمي على الخطيب = تحفة الحبيب على شرح الخطيب، ٤٣٥/١]

Syarat sujud syukur sama saja dengan sembahyang. Sujud syukur dianggap sah seperti sahnya sujud di dalam Shalat seperti bersuci, menutup aurat, menghadap qiblat, tidak bicara, meletakkan dahi terbuka dengan sedikit tekanan di atas tempat yang tidak ikut bergerak ketika fisiknya bergerak, meletakkan telapak tangan, telapak kaki, lutut, dan syarat sujud lainnya.

Tata cara sujud syukur sama dengan tata cara sujud tilawah di luar solat hal ini dijelaskan dalam kitab NIHAYATUZZAIN

وَهِي كسجدة التِّلَاوَة خَارج الصَّلَاة فِي كيفيتها وشروطها ومندوباتها
[نووي الجاوي، نهاية الزين، صفحة ٨٨]

Bagaimana tata cara sujud tilawah di luar sholat?
Tatacaranya yaitu

  1. Niat berbarengan dengan
  2. Takbirotul ihrom
  3. Sujud satu kali
  4. Duduk
  5. Salam

وأركان سُجُود التِّلَاوَة لغير مصل تحرم مقرون بِالنِّيَّةِ وَسجْدَة وَسَلام بعد الْجُلُوس
[نووي الجاوي، نهاية الزين، صفحة ٨٨]

Apa saja yang dibaca saat sujud syukur?
Bacaan dalam sujud syukur bisa kita temukan dalam kitab yang sama yaitu

اللَّهُمَّ اكْتُبْ لي بهَا عنْدك أجرا وَاجْعَلْهَا لي عنْدك ذخْرا وضع عني بهَا وزرا واقبلها مني كَمَا قبلتها من عَبدك دَاوُد
[نووي الجاوي، نهاية الزين، صفحة ٨٨]

ALLAHUMMAKTUB LI BIHA ‘INDAKA AJRON WAJ’ALHA LI ‘INDAKA DZUKHRON WARFA’ ‘ANNI BIHA WIZRON WAQBALHA MINNI KAMA QOBILTAHA MIN ‘ABDIKA DAWUDA ‘ALAYHIS SALAM

Dari beberapa keterangan di atas maka bisa di tarik kesimpulan bahwa orang yang melakukan sujud syukur disyaratkan seperti apa yang disyaratkan dalam sholat. Seperti menutup aurat, suci dari hadast dll. Maka orang yang melakukan sujud syukur baik dia seorang Atlet ataupun lainnya, jika tidak memenuhi syarat di atas, sujud syukurnya tidak sah dan hukumnya harom,
Hal ini dijelaskan di semua kitab fiqih antara lain
NIHAYATUL MUHTAJ

وَيَحْرُمُ بِالْحَدَثِ الصَّلَاةُ) بِأَنْوَاعِهَا وَلَوْ صَلَاةَ جِنَازَةٍ، وَفِي مَعْنَاهَا سَجْدَةُ التِّلَاوَةِ وَالشُّكْرِ وَخُطْبَةُ الْجُمُعَةِ
[الرملي، شمس الدين، نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج، ١٢٢/١]

Dan haram sebab hadats yaitu sholat dengan semua macsm dholat walaupun sholat janazah, di dalam makna sholat yaitu sujud tilawah, sujud syukur dan khutbah jum’at

NIHAYATUZZAIN

فَالَّذِي يحرم بِالْحَدَثِ الْأَصْغَر خَمْسَة أَشْيَاء أَولهَا الصَّلَاة بأنواعها وَكَذَا سَجْدَة التِّلَاوَة وَالشُّكْر
[نووي الجاوي، نهاية الزين، صفحة ٣١]

Yang diharamkan bagi orang yang hadast kecil ada lima hal. pertama sholat dengan semua jenisnya. begitu pula sujud tilawah dan sujud syukur.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
%d blogger menyukai ini: